Minggu, 21 Desember 2008

PKS Tak Ingin Kelas Cawapres


Hidayat Nurwahid Tanggapi Kemungkinan Ajakan Duet dari Mega

JAKARTA - Megawati bakal sulit mendapatkan pendamping yang diidamkan untuk menghadapi pemilu mendatang. Setelah Sri Sultan HB X secara terbuka menolak kursi RI 2 yang digelindingkan PDIP, kemarin giliran tokoh PKS Hidayat Nurwahid.


Hidayat yang kini menduduki kursi ketua MPR termasuk salah seorang tokoh utama yang diinginkan PDIP sebagai cawapres Mega.

Seperti pernah diberitakan, Ketua PDIP Tjahjo Kumolo menuturkan bahwa partainya menginginkan Megawati berpasangan dengan Sri Sultan HB X yang disebut sebagai duet Mega-Buwono. Setelah Sri Sultan menolak lewat Ketua PDIP Jogja Ahmad Djuwarto, PDIP akan mendorong duet Mega-Hidayat Nurwahid yang disebut tak kalah dahsyat.

Menurut Hidayat, partainya bertekad akan mengusung capres sendiri. Itulah sebabnya mereka berusaha mendapatkan 20 persen kursi dalam pemilu legislatif. Sebab, itu adalah syarat minimal untuk mengajukan capres.

Sebelum ketahuan hasil pemilu legislatif, PKS jangan diposisikan digandeng. Seolah-olah suara kami pasti rendah sehingga hanya layak digandeng. Kalau bisa sampai 20 persen, justru kami yang akan menggandeng,'' kata Hidayat kepada Jawa Pos kemarin (21/12).

Dia mengingatkan, PKS sudah mendeklarasikan delapan nama kader internalnya sebagai kandidat pemimpin nasional. Selain Hidayat sendiri, di sana ada nama Presiden PKS Tifatul Sembiring. Menurut Hidayat, para tokoh PKS itu tidak berada dalam posisi atau pilihan politik yang tunggal.

Maksud saya, bisa saja nanti diputuskan menjadi capres, cawapres, ketua DPR, atau menteri,'' jelasnya. Semua itu, imbuh dia, bergantung kepada perolehan suara PKS dalam pemilu legislatif.

Adapun pengerucutan nama-nama itu, kata Hidayat, entah pilihannya menjadi capres atau cawapres baru diputuskan setelah pemilu legislatif oleh majelis syura yang beranggota 99 orang.

Hidayat juga mengaku memahami sikap Megawati yang sempat menyatakan ingin mengambil cawapres yang tidak dalam posisi mencapreskan diri atau diputuskan parpolnya sebagai capres. Tak hanya itu, tambah dia, PDIP juga ingin merangkul cawapres yang bisa menambah kekuatan koalisinya di DPR.

Apakah itu menyiratkan Hidayat optimistis akan dirangkul Megawati dan PDIP, mengingat dirinya tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai capres dan memiliki mesin politik yang solid, yakni PKS? ''Pertanyaan itu tidak bisa saya jawab secara individual. Itu hak majelis syura. Partai mana pun yang mengajak PKS, silakan menghubungi majelis syura. Saya kira, PDIP akan menghormati keputusan PKS,'' tegasnya.

Dikonfirmasi di tempat terpisah, Sekjen PDIP Pramono Anung menyatakan, masing-masing parpol peserta Pemilu 2009 sebenarnya sudah membaca kemungkinan yang akan berkembang menghadapi momentum pilpres. Dengan syarat pengajuan pasangan capres-cawapres oleh parpol atau gabungan parpol sebesar 20 persen kursi atau 25 persen perolehan suara sah, sudah bisa diperkirakan bahwa hanya muncul dua pasangan calon. Paling maksimal, tegas Pram -panggilan akrab Pramono Anung-, tiga pasangan calon.

Pasti banyak capres yang nanti bersedia menjadi cawapres. Apalagi capresnya Megawati, pasti banyak yang mau,'' katanya, lantas tertawa.

Tidak ada komentar: